Semangat pagi

Live is about a choice, depend on the frame of mind we choose

Pintu-pintu yang terbuka Februari 26, 2008

Filed under: Semangat Pagi — muliaarif @ 7:35 am

Pagi ini kusempatkan menelusuri halaman buku yang sedang kucemil. Ada bait kalimat yang begitu menggerakkan, tulisannya begini: Jika seseorang menutup satu pintumu, ingatlah bahwa Allah pasti membuka pintu yang lain.
Kusematkan kuat-kuat dalam hati, tancap di chip memory-ku, semoga bisa menjadi bahan bakar untuk terus termotivasi agar tidak pernah mentok. There is always other way. Tetap Semangat!

MA, Jkt 26 February 2008, 07.33, Cloudy morning, high spirit but!

 

10 Responses to “Pintu-pintu yang terbuka”

  1. baliazura Says:

    yapp..tul mbak.
    jalan kita itu seperti dahan yang tak pernah putus sampai pada saatnya.
    meskipun dahan itu terputus akan mucul tunas dan dahan baru untuk mencapai tujuan akhir.

    blom selesai bukunya mbak?
    *siap-siap mo pinjem*

  2. muliaarif Says:

    baliazura: Bli, biar gemuk, ngemil bukunya lebih dari 2 buku biar lebih variatif.

  3. Yoga Says:

    Buku yang dibeli hari Sabtu kemarinkah?
    Tulisan mbak dan komentar Bli ini eh Bli Parto, mengingatkanku dengan ucapan seorang sahabat yang tidak suka baca buku 😦 , tidak pernah terlihat sedang merenung, santai, dan teknikal banget pikirannya. Dia membuat analogi untuk pencapaian suatu goal dengan memakai gambar sebuah pohon…

    Ya begitulah hidup ini, masalahnya buat aku kapankah aku bisa langsung menyadari kalau cabang yang kuambil tidak akan membawaku ke goal yang kutuju? atau pas pintu sudah tertutup aku bisa langsung beranjak bukan malah menunggu disitu terus berharap pintu itu terbuka lagi? Adakah yang bisa membantu?

  4. baliazura Says:

    @ MA
    asyikkk ada dua buku yang bsia di pinjem :mrgreen:

    @ Mbak Yoga
    saya cuman bisa ngasih pedapat pribadi,memang pada awalnya kekecewaan jika mendapati pintu yang tertutup,saya kira itu manusiawi namun semakin kita iklas,semakin banyak yang akan kita pelajari tentang proses penerimaan keadaan tersebut dan percaya pada proses itu akan mendatangkan kebaikan diluar kesadaran kita.

    Jika kau menjadi kecanduan untuk melihat kebelakang,
    separo hidupmu akan kau habiskan dalam kebingungan,
    dan separo yang lain dalam penyesalan.

    Kau bisa hidup lebih baik dari itu!
    Carilah kawan-kawan yang lebih bahagia

    (Rumi:Delicious laughter)

  5. muliaarif Says:

    Well, well, no comment required. Sudah terjawab ama Bli. Mantab kali!

  6. agoyyoga Says:

    Persistency yang tinggi seringkali menjebak seseorang untuk tidak segera menyerah begitu pintu tertutup. Ia malah mengupayakan pintu itu terbuka entah dengan mendobraknya atau mencongkel engsel-engselnya. Nah itu yang pernah saya alami, saya tidak langsung berhenti begitu pintu tertutup dan mencari pintu lain yang terbuka. Yang menjadi spiritnya bukan separuh yang di masa lalu tapi “kenakalan” memprediksi tindakan yang dilakukan dengan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa datang.

  7. baliazura Says:

    # mbak Yoga
    wow..tipe pejuang yang tanguh..
    tapi alangkah baiknya klo membuka pintu yang sudah tertutup dengan tidak merusaknya

    tapi ga pa pa biar tukang pintu ama engsel laku 😆

    go ..go.. go U can

  8. erander Says:

    Saya disuruh mampir kesini sama mbak Agoy sehubungan dengan postingan saya http://erander.wordpress.com/2008/03/08/menghapus-mimpi/ .. benar mbak .. sering kali kita hanya terpaku pada satu pintu saja. Berharap dan berharap. Padahal ada jalan lain yang telah dibukakan.

  9. muliaarif Says:

    erander: Makasih sudah mampir ya mas.

  10. mahyundra Says:

    dengan tetutup pintu dan terus maju, aku takut dia merasa tambah Bt dengan Gw . . mendingan curi – curi waktu “caper”


Tinggalkan Balasan ke baliazura Batalkan balasan